Home         Who Am I         Corner         Rate Card         Disclosure         Privacy Policy         Wishlist

3 March 2015

Review Novel | If You Only Knew - Jenny Thalia F

Judul Buku : If You Only Knew
Penulis : Jenny Thalia F
Penerbit : Elex Media Komputindo
ISBN : 9789799115

Hai..hai.. jumpa lagi.. kita berjumpa lagi..

Huft.. cuaca akhir-akhir ini sangat kurang bersahabat. Bikin saya jadi double protektif sama kondisi tubuh sendiri. Well, it's oke, yang penting sekarang saya merasa sehat, harus, dan selalu berpikiran positif.

Sebenarnya, udah lama mau nulis buku ini, setelah Playboy's Tale langsung mau baca dan langsung post disini. Tapi, lagi-lagi waktu yang harus jadi korban dan yang harus jadi pihak disalahkan.So, baru hari ini saya bisa post novel If You Only Knew karya mba Jenny Thalia F. Nah, sebelum saya memulai ritual seperti biasanya menulis Quotes dari novel ini, ada baiknya kita simak dan kita baca sinopsis ceritanya.

And the synopsis..
Ia bersenandung kecil menghampiri mobilnya. Akhirnya, gadis itu pergi meninggalkannya juga di saat belum genap sebulan. Ia bersyukur, setidaknya gadis itu tak perlu terluka tiap kali tidak ia acuhkan dan tak perlu terlalu senang jika sesekali ia mengajaknya kencan atau sekadar memberikan apa yang gadis itu inginkan. Karena sebenarnya, bukan gadis-gadis itu yang Gestra inginkan. Hanya ada satu.

"LO GILA! Ngerahasiain ini dari orang-orang selama TUJUH TAHUN? Gimana bisa lo nggak gila dengan ini, hah?"
Mona mengernyit begitu mendengar teriakan Nara. "Gue emang hampir gila. Udah ada psikiater yang ngebantu gue untuk menghindar masuk ke dalam rumah sakit jiwa."

We all have a secrets. Sesuatu yang nggak ingin kita bagi dengan siapapun. Sesuatu yang hanya ingin disimpan dalam hati. Dari luar, Gestra terlihat playboy. Cowok itu bahkan bisa saja membuat perkumpulan bekas pacarnya kalau dia mau. Namun, itu bukan berarti ia sama sekali tidak mengenal cinta. Gestra cuma... merahasiakan perasaannya.

Dari luar, Mona tak ubahnya gadis berhati dingin. Cewek itu seolah akan langsung ngumpet begitu cinta datang menghampirinya. Akan tetapi, ia sebenarnya tidak bermaksud seperti itu. Ada sebuah luka yang kalau bisa, ingin ia sembunyikan selama-lamanya karena hal itu bisa membahayakan seseorang yang dicintainya.

Andai kamu tahu...



Here we go..

"Kalo di dunia ini membunuh adalah perbuatan yang dihalalkan oleh hukum maupun agama, aku pasti akan membunuhnya. Yang telah seenaknya melintasi zona teritorial hatiku yang paling dalam" (Mona dan Gestra, hal. 8)

"Fantasi tentang cinta berkeliaran selalu. Tapi entah kenapa, dalam fantasiku pun tak ada kata "kita" antara kamu dan aku. Bagaimana dengan di dunia nyata, jika di fantasi saja "kita" tak pernah ada" (Tetangga (Bukan) Idolaku, hal.11)

"Katakanlah, cinta itu menyiksa. Jika satu-satunya hal yang kubisa lakukan adalah memandangmu tanpa tahu perasaan yang menggelayutiku" (Gadis di Balkon Itu, hal. 17)

"Kalau mencintaimu adalah nikmat dan duka dalam satu waktu, aku tak pernah ragu" (Love, Hate. Call it Frienemy, hal. 24)

"Kalau hanya kenangan yang bisa menahanmu sampai sejauh ini, lebih baik lepaskan. Lepaskan kenangan itu. Karena kamu tak butuh sesuatu yang menahanmu dengan tersiksa" (hal. 32)

"Kalau benar ini cinta, kenapa tak ada napas tertahan dan jantung yang berdebar saat melihatmu? Kenapa jantungku hanya berdebar pada satu orang yang paling mustahil di muka bumi ini?" (hal. 40)

"Ketika ia yang yakin mencintaimu ada di hadapanmu, kenapa kau menolaknya? Karena aku tahu, ia mencintaiku dengan segala yang ia punya, sedangkan aku mencintai yang lain dengan segala yang tak orang lain itu punya" (Kepastian, hal. 57)

"Kepadamu, hatiku tertambat jauh sebelum aku menyadarinya. Kepadamu, untaian kata ini melaju seiring desau angin yang berhembus. Kepadanya, hatimu kau serahkan tanpa pernah melihat aku" (Pasca Lamaran, hal. 65)

"Kau tahu, hidup dengan mencintaimu bukanlah hal yang mudah. Apalagi ketika hatimu tak pernah menyapaku sedikit pun" (hal. 78)

"Berjanjilah, lo akan bahagia. Kalau nggak, gue akan ngambil elo dari pesona lelaki itu dan bikin lo bahagia dengan gue" (hal. 85)

"Berjanjilah, lo akan menemukan gadis yang sanggu membuat jantung lo berdebar dua kali lebih cepat dan bisa ngebuat lo tersenyum setiap kali melafalkannya" (hal. 85)

"Kalau satu-satunya cara untuk melepasmu adalah menyakitimu, lebih baik aku yang pergi. Karena, menyakitimu tak lebih baik daripada membunuhku perlahan hingga rasa ini habis" (hal, 86)

"Kalau kejujuran sangatlah menyakitkan, apa kau tak lelah hidup dalam kebohongan? Apa kau menganggap lebih baik hidup bahagia dalam kebohongan yang kau ciptakan sendiri? Jika iya, maka kau adalah orang menyakitkan yang mampu membuatku mencintaimu" (The Truth, hal. 101)

"Kalau mencintaimu adalah sebuah kesalahan. Berarti aku telah menyukai kesalahan terbesar dan terindah dalam hidupku" (hal. 110)

"Kalau bukan cinta, lalu untuk apa arti semua debaran dan rasa gugup ini? Apa cinta memang tak bisa terdeteksi?" (hal. 118)

"Jangan lagi bicara tentang cinta di hadapan gue. Itu memuakkan dan gue nggak percaya pada hal seperti itu. Karena cinta hanya bisa menyakiti" (hal. 123)

"Karena cinta adalah melindungi dengan segenap tenaga dan kemampuan yang ia punya. Karena cinta, adalah keberanian dan kejujuran untuk mengakui dan mengungkapkannya" (hal. 124)

"Apa yang bisa kulakukan selain menyerah karena alasanku berjuang sudah tiada?" (hal. 125)

"Lo tahu, lo nggak perlu takut pada apapun selain pada Tuhan" (hal. 129)

"Bagaimana caranya agar hatimu benar-benar terbuka untukku? Setidaknya, beri aku kesempatan untuk mencintaimu dalam diam dan sunyi" (hal. 138)

"Yakinlah, kalau kau tak berani untuk percaya pada apapun, ada aku yang bisa terus kau yakini sepenuh hatimu" (hal. 148)

"Kalau lo mau tahu, satu-satunya harapan gue adalah selalu bersama lo. Harapan itulah yang terus gue ucapkan ketika melihat benda-benda langit melintasi bumi, berharap harapan gue akan ikut terbawa sampai Tuhan mengabulkannya" (hal. 157)

"Kalau cinta begini sakitnya, pasti akan terasa indah. Kau pasti bertanya, kenapa aku begitu menikmati sakit ini? Jawabannya sederhana, karena aku tahu, cinta itu akan selalu berdampingan dengan rasa sakit" (hal. 158)

"Rasanya tak ada yang berubah di dunia ini kecuali mengenai rotasi bumi dan pergantian tahun. Hanya keadaan hubungan kita yang kian hari kian berubah. Merenggang mencipta jarak" (hal. 165)

"Setelah kau tahu semua hal tentangku, akankah kau masih di sini? Kalaupun kau berjanji akan tetap ada di sini, sepertinya akan tetap sama jika kau tidak dapat menerima keadaanku. Karena aku... yang akan menjauhimu" (Menghindarm hal. 175)

"Nggak ada yang lebih baik untuk seseorang dibanding seorang yang benar-benar diyakini sebagai pasangan hidupnya" (hal. 184)

"Karena cinta mereka sudah meminta banyak pengorbanan walau belum dimulai sama sekali" (hal. 189)

"Aku tidak pernah bisa jadi pahlawan untukmu. Aku tidak bisa menjanjikanmu bahwa aku akan selalu ada di dekatmu. Aku hanya bisa menyayangimu dan selalu berusaha menjaga serta ada untukmu. Maukah kamu menerima aku yang seperti ini?" (hal. 193)

"Bukankah ini yang kau inginkan? Memandangi langit bersama sambil mengaitkan masing-masing harapan" (hal. 194)

"Kalau dia bahagia, nggak apa-apa gue begini. Bukan sok dramatis, tapi untuk apa menahan orang yang nggak mencintai lo kalau pada akhirnya, lo akan lebih seneng ngeliat dia bahagia dengan orang lain dibanding sedih karena keegoisan lo" (hal. 197)

"Kadang cinta memang punya wujudnya tersendiri. Seperti merelakan, misalnya" (hal. 197)

"Karena memang begitulah cinta, ia tidak bersifat statis. Tidak hanya untuk satu orang, namun ia tercipta untuk semua orang" (hal. 202)

No comments:

Post a Comment

Feel free to leave comments ya :)
Any comments about anything, except SPAM is welcome.

Thank you for visiting, sobat! :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...